Tahun 2025 adalah tahun di mana banyak advertiser menyadari:
AI bukan sekadar alat bantu—tapi pengubah arah.
Layaknya revolusi industri yang ditandai dengan mesin uap, generative AI telah mengguncang industri periklanan secara sistemik. Bukan cuma efisiensi yang naik, tapi seluruh mindset advertiser tentang channel, budget, hingga siapa yang mereka percaya untuk menjangkau konsumen juga ikut berubah.
Blogger, publisher kecil, bahkan media skala menengah kini mulai merasakan guncangannya.
🎯 Key Takeaways
- 🔁 Budget bergeser dari display tradisional ke AI-powered performance ads.
- 🎬 Video pendek dan konten creator lebih dilirik ketimbang tulisan panjang.
- 💡 AI menekan biaya produksi iklan dan mengarahkan advertiser pada ROI cepat.
- 🧠 First-party data jadi emas, dan blog tak lagi jadi channel utama.
- 📉 Publisher kecil makin sulit dapat share iklan tanpa volume & value yang terbukti.
🔄 Pergeseran Anggaran Iklan: Dari Display ke AI Performance Ads
📉 Dulu, banner di blog atau CPM dari AdSense masih cukup menjanjikan. Tapi sekarang?
Advertiser kini lebih tertarik ke channel yang menawarkan:
- Data real-time
- Prediksi konversi otomatis
- Algoritma learning
Mereka berpaling ke produk seperti:
- Google Performance Max
- Meta Advantage+
- TikTok Smart Performance
- Amazon Ads AI
Dengan tools ini, mereka bisa menghapus channel yang tidak perform hanya dalam hitungan jam.
“Kenapa harus sebar iklan ke 1.000 situs kalau AI bisa langsung temukan siapa yang akan beli?”
💻 Platform AI Optimization Jadi Prioritas Budget
📊 Brand kini hanya mau invest di platform yang menyediakan sistem AI yang sudah matang.
🔥 Platform Prioritas Advertiser Saat Ini:
- Meta (Instagram/Facebook) dengan Advantage+
- TikTok dengan Smart Ads
- Google dengan Performance Max
- Amazon dengan predictive retail funnel
Platform dengan AI kuat akan menang. Blog atau situs yang tidak bisa adaptasi ke AI-driven funnel? Akan tertinggal.
🎥 Video Pendek & Konten Creator Ambil Alih Budget Iklan
Advertiser kini lebih suka membayar:
📱 Creator TikTok
📸 Instagram Reels Talent
📺 YouTube Shorts UGC (User Generated Content)
Kenapa?
- Lebih engaging
- Viewer cepat ambil keputusan
- AI mudah tracking performanya
- Bisa A/B test puluhan versi dengan cepat
🧠 Blog mulai kehilangan daya tarik karena:
- Lambat konversi
- Sulit diatribusi
- Audience lebih suka “scan”, bukan membaca
💸 Biaya Produksi Iklan Turun Drastis → Uang Dialihkan ke Performance Ads
🔧 AI kini bisa bantu produksi iklan:
- Copywriting
- Visual
- Voice over
- Bahkan layout
Artinya?
💰 Uang yang sebelumnya untuk produksi kini langsung dialihkan ke bidding performance ads.
📉 Publisher kecil yang dulu jadi tempat advertiser masang konten branded → makin tersingkir karena brand bisa bikin sendiri, lebih cepat dan murah.
📊 Perbandingan Budget Advertiser Dulu vs Sekarang
| Elemen | Sebelum AI (2018–2022) | Setelah AI (2023–2025) |
| Biaya Produksi | 30–40% dari total budget | 10–15% saja |
| Budget ke Display Ads | 25%+ | <10% |
| Creator Marketing | 10% | >30% |
| Alokasi untuk Blog | Cukup signifikan | Sangat kecil |
| AI Tools | Minor | Menjadi inti strategi |
🔐 Era First-Party Data: Iklan Tidak Lagi Bergantung ke Blog
Dengan pelarangan cookies pihak ketiga (3rd-party), advertiser tidak lagi suka “boros-boros” di jaringan luas. Mereka sekarang berinvestasi ke:
📲 CRM
🛒 Loyalty Program
📧 Email capture
📥 App install
💬 WhatsApp Automation
Dan semuanya ditenagai AI remarketing.
❗ Artinya: mereka tidak perlu traffic organik dari blog. Semua data ada di tangan mereka sendiri.
🚨 Daftar Perubahan Behavior Advertiser Era AI:
🟢 Berpindah dari Display Ads ke Smart Performance Ads
🟡 Memilih platform dengan AI learning terintegrasi
🔴 Lebih tertarik pada short video & konten creator
🔵 Memotong biaya produksi dengan AI → fokus ke konversi
🟠 Membangun data sendiri, bukan bergantung ke 3rd party cookies
🟣 Lebih teliti analisis kualitas traffic, bukan hanya volume klik
🟤 Menguji ribuan variasi iklan (multi-modal, AI-narrated)
⚫ Mengurangi blind spending ke publisher kecil/medium
🧪 AI Membuka Fakta: Banyak Klik Itu “Noisy”
Dulu: banyak klik = bagus
Sekarang: AI bisa mendeteksi klik yang tidak punya niat beli.
📉 Situs dengan:
- Scroll pendek
- Bounce rate tinggi
- CTR rendah konversi
Akan langsung diturunkan skalanya.
Blog harus benar-benar niche dan punya value nyata kalau masih mau dapat bagian dari budget iklan.
🧠 Kampanye Multi-Modal: Blog Tidak Bisa Lagi Bersaing
Brand kini menjalankan kampanye dinamis:
- Video pendek
- Narasi suara AI
- Gambar adaptif
- Layout otomatis menyesuaikan perilaku user
Blog biasa, bahkan media besar, sulit menyaingi fleksibilitas dan skalabilitas sistem ini.
❓ FAQ – Perilaku Advertiser di Era AI
❓ Apakah blogger masih bisa dapat iklan?
Masih, tapi harus super niche, punya loyal audience, dan value tinggi.
❓ Kenapa advertiser lebih suka TikTok?
Karena:
- Engagement tinggi
- Durasi pendek
- Conversion cepat
- Bisa diukur dengan AI
❓ Apakah AdSense akan mati?
Tidak. Tapi value-nya terus menurun karena display ads kalah perform dengan AI-driven channel.
❓ Haruskah publisher kecil panik?
Tidak panik, tapi harus berubah cepat:
- Fokus ke konten niche
- Bangun komunitas
- Manfaatkan AI juga
📌 Penutup yang Tidak Ditulis sebagai Kesimpulan
Apa yang kita lihat sekarang bukan cuma evolusi tools, tapi revolusi cara berpikir advertiser. AI mengubah semua: cara mereka memilih channel, mengalokasikan dana, dan mengukur performa. Yang dulu dianggap penting — pageviews, CTR, impresi — kini hanya angka mentah yang belum tentu punya nilai konversi.
Jika kamu publisher, creator, marketer, atau pelaku digital mana pun…
kuncinya sekarang bukan hanya “punya traffic”, tapi “punya impact”.


