Berapa Estimasi Biaya Perawatan Pura Parahyangan Jagadkartta Setiap Bulannya

Various statues in a park setting at Pura Parahyangan Jagadkartta

Pernahkah kamu berdiri di kaki Gunung Salak, merasakan angin sejuk menyapu wajah, lalu melihat megahnya Pura Parahyangan Agung Jagadkartta berdiri anggun di tengah kabut pagi? Tempat suci ini bukan hanya kebanggaan umat Hindu di Pulau Jawa, tapi juga simbol spiritualitas yang mengakar dalam sejarah Nusantara.

Namun di balik keindahan pura ini, ada satu pertanyaan sederhana tapi penting:
Berapa sih biaya untuk merawat pura sebesar ini setiap bulan?

Karena sesungguhnya, tempat suci tak hanya dibangun oleh batu dan ukiran—tetapi juga oleh kepedulian, tenaga, dan dana dari umat yang mencintainya.

🛕 Key Takeaways

  • 💰 Estimasi biaya perawatan bulanan Pura Parahyangan Jagadkartta bisa mencapai belasan hingga puluhan juta rupiah.
  • 🧹 Biaya mencakup listrik, air, persembahan, kebersihan, keamanan, dan kegiatan keagamaan.
  • 🙏 Kepedulian umat sangat diperlukan agar pura tetap terjaga, bersih, dan layak untuk tempat sembahyang.
  • 🧾 Ini hanyalah estimasi. Untuk informasi resmi, disarankan cek situs resmi pura dan pastikan rekening donasi bukan atas nama personal.
  • 📌 Tidak ada kontak tercantum di artikel ini demi menjaga netralitas dan keamanan informasi.

Pura Terbesar di Pulau Jawa: Pura Parahyangan Jagadkartta

Banyak orang tidak tahu bahwa pura terbesar di Pulau Jawa tidak terletak di Bali, melainkan di Ciapus, Bogor, Jawa Barat. Ya, Pura Parahyangan Agung Jagadkartta, yang dibangun untuk menghormati Prabu Siliwangi, raja agung dari Kerajaan Pajajaran.

Pura ini bukan hanya tempat sembahyang. Ia juga menjadi pusat spiritualitas dan identitas Hindu Sunda. Berlokasi di kaki Gunung Salak, dengan latar belakang kabut dan pepohonan lebat, suasananya menghadirkan rasa sakral yang dalam.

“Ini bukan hanya tempat ibadah. Ini adalah rumah leluhur kami,” kata Ibu Raras, salah satu umat dari Cianjur yang rutin sembahyang ke sini setiap bulan purnama.

Mengapa Biaya Perawatan Pura Tidak Sedikit?

Banyak orang berpikir bahwa tempat suci seperti pura akan selalu terjaga tanpa biaya. Tapi kenyataannya, semakin besar dan aktif sebuah pura, semakin besar pula biaya perawatannya.

Berikut ini beberapa alasan kenapa perawatan pura seperti Jagadkartta butuh dana besar:

🔌 Listrik dan Air: Untuk lampu penerangan, pengeras suara upacara, dan air bersih untuk mandi suci (melukat) serta kebersihan umum.
🕯️ Perlengkapan Upacara: Seperti canang sari, bunga, dupa, tirta, minyak wangi, dan perlengkapan persembahan.
🧹 Kebersihan Harian: Pura harus dibersihkan setiap hari. Bayangkan berapa banyak daun kering, abu dupa, dan sisa bunga yang harus dibersihkan.
👮 Keamanan dan Penjaga: Pura seluas ini tentu butuh penjagaan, terutama saat malam hari atau saat tidak ada kegiatan.
🛕 Perawatan Bangunan: Ukiran, candi, padmasana, dan pelinggih perlu dicek rutin agar tidak rusak dimakan cuaca dan usia.
🛖 Fasilitas Umum: Seperti toilet, bale peristirahatan, dapur umum saat ada upacara, hingga parkiran.

Estimasi Biaya Bulanan Pura Parahyangan Jagadkartta

Komponen PengeluaranEstimasi Biaya (Rp)
Listrik dan air2.000.000 – 3.500.000
Dupa, bunga, persembahan harian3.000.000 – 6.000.000
Gaji petugas kebersihan & keamanan5.000.000 – 8.000.000
Perawatan bangunan dan taman3.000.000 – 5.000.000
Biaya upacara bulanan (purnama, tilem)2.500.000 – 5.000.000
Administrasi dan operasional1.000.000 – 2.000.000
Total Estimasi Bulanan16.500.000 – 29.500.000

📌 Estimasi ini bisa naik dua kali lipat saat ada hari besar keagamaan seperti Galungan, Kuningan, Saraswati, atau upacara Melasti.

Saat Hari Besar, Biaya Bisa Meningkat Tajam

Pernah melihat ribuan umat Hindu berdatangan ke Pura Jagadkartta saat Galungan? Mereka membawa sesajen, mengenakan pakaian adat, dan mengikuti prosesi dengan khusyuk. Indah, ya? Tapi di balik itu, biaya operasional meningkat drastis.

🔊 Sewa alat suara tambahan
🍛 Penyediaan konsumsi untuk panitia dan petugas
🪷 Perlengkapan persembahan massal
📦 Pembersihan intensif sebelum dan sesudah upacara
🪘 Undangan pemangku dan pemuka agama dari luar kota

“Kami biasanya butuh dana ekstra dua atau tiga kali lipat dari biasanya. Tapi ini juga momen di mana umat banyak berdonasi,” jelas salah satu pengurus harian pura.

Sumber Dana Pura: Berdiri karena Gotong Royong

Tidak ada pemerintah pusat yang rutin memberi dana untuk operasional pura. Maka dari itu, keberlangsungan pura sangat bergantung pada umat.

💠 Donasi harian dan kotak dana punia
💠 Iuran sukarela dari komunitas Hindu sekitar
💠 Sumbangan dari yayasan atau donatur tetap
💠 Penjualan dupa, bunga, dan perlengkapan ibadah
💠 Partisipasi saat gotong royong (ngayah)

📢 Perlu ditekankan:
Kami sengaja tidak mencantumkan rekening atau kontak pengurus pura. Jika kamu ingin berdonasi atau mendukung, kunjungi situs resmi atau sosial media resmi pura. Pastikan rekening atas nama yayasan atau organisasi resmi, bukan nama pribadi.

Pentingnya Kepedulian Umat dan Pengunjung

🧘 Pura bukan hanya untuk sembahyang. Ia juga tempat spiritual yang perlu dirawat, dihargai, dan dijaga bersama.

Mungkin kamu datang hanya sesekali. Tapi bayangkan para pengurus yang setiap hari menata sesajen, menyapu halaman, menjaga keamanan, dan memperbaiki kerusakan kecil agar pura tetap sakral.

Mereka tidak digaji besar. Bahkan sebagian mengabdi dengan sukarela, karena mereka merasa itu bagian dari karma baik.

🙏 Karena itu, sumbangan dan partisipasi dari umat adalah bentuk cinta dan penghormatan.

Kata Pengurus: “Kami Tidak Minta Banyak, Tapi Peduli Saja Sudah Cukup”

Saya pernah bertanya pada salah satu pemangku muda di pura ini:

“Apa tantangan terbesar menjaga pura sebesar ini?”

Jawabnya singkat:

“Kalau bukan umat sendiri yang peduli, siapa lagi?”

Beliau menyebut kadang pengurus harus nombok dari kantong pribadi untuk beli bunga atau dupa harian. Bahkan lampu sempat mati seminggu karena tagihan listrik belum dibayar.

Bukan karena tidak ada uang, tapi karena orang lupa bahwa tempat suci juga butuh biaya.

Pertanyaan yang Sering Ditanyakan (FAQ)

❓ Apakah benar Pura Jagadkartta adalah pura terbesar di Jawa?

Ya, ini adalah pura Hindu terbesar di Pulau Jawa, baik dari segi luas area maupun kompleksitas bangunan dan fungsi ritualnya.

❓ Apakah pura ini terbuka untuk umum?

Terbuka, tapi harap datang dengan berpakaian sopan, menjaga kesucian, dan tidak membuat gaduh.

❓ Berapa biaya masuk ke pura?

Tidak ada biaya masuk, namun donasi punia sukarela sangat dianjurkan untuk mendukung operasional.

❓ Bagaimana cara berdonasi resmi?

Silakan kunjungi situs resmi atau media sosial dari pura. Jangan transfer ke rekening atas nama pribadi. Pastikan nama rekening milik yayasan resmi.

❓ Kapan waktu terbaik untuk berkunjung?

Waktu terbaik adalah saat pagi hari atau menjelang upacara Purnama / Tilem. Suasana spiritual akan sangat terasa.

-
people visited this page
-
spent on this page
0
people liked this page
Share this page on
Share the Post:

Related Posts

Scroll to Top

Booking Form

Fill out the form below, and we will be in touch shortly.
Book Room Hotel