Pertanyaan ini makin sering terdengar setelah kasus kontaminasi udang oleh Cs-137 di Banten. Banyak orang mulai ragu saat beli seafood di pasar. “Saya gak bisa bawa lab ke dapur, kan? Jadi gimana cara ngeceknya?”
Jawaban singkatnya: bisa, tapi ada tantangan.
Bukan tidak mungkin masyarakat bisa mendeteksi secara mandiri. Tapi perlu pemahaman alat, cara kerja, dan keterbatasannya.
🔍 Key Takeaways
- 🧪 Alat deteksi radiasi seperti Geiger Counter bisa digunakan masyarakat umum, tapi butuh pemahaman cara pakainya.
- ⚡ Cs-137 memancarkan radiasi gamma dan bisa terdeteksi oleh alat sederhana jika kadarnya cukup tinggi.
- 🛒 Untuk pemula, pilihan terbaik adalah beli seafood dari tempat yang transparan dan bersertifikat.
- 🧠 Edukasi dan kerja sama komunitas bisa membuat proses deteksi lebih mudah dan kolektif.
⚙️ Alat Deteksi Radiasi yang Bisa Digunakan Masyarakat
Berikut beberapa alat yang secara teknis bisa digunakan oleh masyarakat umum untuk mendeteksi zat radioaktif seperti Cs-137 dalam makanan laut:
📟 Geiger-Müller Counter (Geiger Counter)
🔬 Fungsi:
Mendeteksi radiasi gamma, beta, dan alpha. Cs-137 memancarkan radiasi gamma, jadi bisa terdeteksi.
🛠️ Cara pakai:
- Arahkan alat ke permukaan makanan laut
- Dekatkan dalam jarak 1–5 cm
- Amati suara “klik” atau angka CPM (counts per minute)
✅ Kelebihan:
- Mudah digunakan
- Banyak tersedia versi portable
❌ Keterbatasan:
- Tidak bisa mendeteksi kadar radiasi yang sangat rendah
- Bisa memberikan hasil false positive jika ada radiasi alami (background radiation)
💸 Harga: mulai dari Rp 1,5 juta – Rp 7 juta tergantung kualitas dan fitur
📲 Smartphone Radiation Detectors (Aplikasi + Sensor Tambahan)
📱 Beberapa startup mengembangkan alat tambahan yang dihubungkan ke ponsel untuk mendeteksi radiasi.
🔗 Misalnya:
- Smart Geiger
- Pocket Geiger
- Radiation Sensor Bluetooth
🔧 Cara kerja:
Pasang alat kecil ke jack audio atau Bluetooth, lalu aplikasi akan menampilkan hasil radiasi di sekitar objek yang diarahkan.
🎨 Cocok untuk:
- Edukasi
- Penggunaan rumah tangga ringan
🧪 Tapi tetap kurang akurat untuk mendeteksi cemaran pada seafood yang kadarnya sangat rendah.
🧪 Kertas Indikator Radiasi (Radiation Test Strips)
🧾 Ini seperti strip uji pH, tapi untuk partikel radioaktif.
📌 Cara kerja:
- Ditempelkan pada permukaan makanan atau didekatkan
- Jika ada partikel radioaktif dalam jumlah cukup, kertas akan berubah warna
⚠️ Kelemahan utama:
- Sensitivitas rendah
- Banyak yang palsu beredar online
- Hanya bisa mendeteksi paparan yang sangat tinggi (jarang terjadi pada seafood)
📊 Tabel Perbandingan Alat Deteksi Radiasi Rumahan
Alat | Deteksi Cs-137? | Harga | Tingkat Akurasi | Cocok untuk |
Geiger Counter | Ya | Rp 1,5–7 juta | Menengah-Tinggi | Individu & komunitas |
Smartphone Detector | Ya (terbatas) | Rp 500 ribu – 2 juta | Rendah–Menengah | Edukasi, pemula |
Kertas Uji Radiasi | Sangat terbatas | Rp 50–100 ribu | Sangat rendah | Gimmick, non-akurat |
Spektrometer Gamma | Ya, sangat akurat | > Rp 50 juta | Tinggi (lab) | Laboratorium, pemerintah |
🧠 Tapi, Ini yang Perlu Dipahami: Tidak Semua Bisa Dideteksi Sendiri
Alat-alat di atas tidak bisa mendeteksi kontaminasi radiasi dalam kadar mikro. Padahal, kontaminasi Cs-137 pada seafood bisa sangat kecil tapi tetap berbahaya jika terakumulasi.
“Untuk deteksi kontaminasi makanan, kita butuh gamma spectrometry di laboratorium. Alat rumah tangga lebih cocok untuk deteksi lingkungan, bukan kontaminasi jaringan makanan,” jelas Dr. Zulfikar Maulana, peneliti radiologi pangan dari BRIN.
🎯 Cara Paling Realistis Masyarakat Bisa Deteksi Saat Ini
🧾 Perhatikan label & asal-usul makanan laut
🟢 Pilih produk dari distributor yang transparan tentang:
- Asal tangkap / budidaya
- Sertifikasi dari KKP, BPOM, atau lembaga pengujian
📞 Gunakan layanan pengujian laboratorium
Beberapa lab universitas, BAPETEN, atau BRIN menyediakan uji kontaminasi radiasi. Bisa dimanfaatkan secara kolektif lewat komunitas warga atau koperasi nelayan.
📢 Gunakan kanal pengaduan online
Jika curiga terhadap produk laut tertentu, masyarakat bisa lapor lewat:
- Halo KKP
- Website BAPETEN
- Aplikasi e-LHKPN KLHK (untuk laporan lingkungan)
🧩 Cerita Warga: “Saya Coba Pakai Geiger Counter Sendiri”
📍 Bapak Anton, seorang warga Serpong, bercerita saat mencoba deteksi udang beliannya dengan Geiger Counter murah dari marketplace:
“Waktu saya scan udangnya, angka naik sedikit, tapi nggak tahu artinya. Saya coba pegang garam dapur juga naik. Akhirnya saya sadar, kayaknya butuh pengetahuan lebih juga, bukan cuma alatnya aja.”
Cerita ini membuktikan: alat deteksi butuh pemahaman. Jangan sampai justru menciptakan ketakutan berlebihan yang salah arah.
🤝 Solusi Kolektif Lebih Efektif daripada Sendiri-Sendiri
🧭 Komunitas warga bisa menggalang uji sampel bersama
🧪 Mengirim contoh seafood ke lab pemerintah atau kampus lebih murah jika dilakukan bersama.
🎣 Kelompok nelayan bisa bekerja sama dengan KKP untuk sertifikasi zona tangkap aman
📱 Digitalisasi label pangan laut bisa jadi solusi jangka panjang — dengan QR Code yang menampilkan riwayat tangkapan dan hasil uji laboratorium.
❓FAQ: Cek Makanan Laut Tercemar Radiasi
Apa Geiger Counter bisa deteksi udang tercemar Cs-137?
👉 Bisa, jika kadar cemarannya tinggi. Tapi untuk dosis kecil yang umum, kurang sensitif.
Apakah ada alat murah yang benar-benar efektif?
👉 Belum ada yang akurat dan murah untuk mendeteksi cemaran Cs-137 dalam seafood. Solusi terbaik tetap uji laboratorium.
Apa bisa kelihatan dari bentuk atau bau seafood?
👉 Tidak bisa. Cs-137 tidak mengubah warna, rasa, atau bau makanan laut.
Berapa biaya tes laboratorium Cs-137 di makanan laut?
👉 Sekitar Rp 300–700 ribu per sampel, tergantung laboratorium dan metode uji.
Kenapa tidak semua pasar uji makanan laut?
👉 Karena alat dan uji radiasi butuh biaya tinggi dan pelatihan teknis. Pemerintah masih terbatas dalam distribusi fasilitasnya.