Banyak dari kita baru mengenal Cs-137 setelah heboh temuan di udang Banten. Tapi faktanya, ada lebih dari satu jenis zat radioaktif yang bisa mencemari laut dan masuk ke dalam rantai makanan. Dan, iya — ini bukan cerita film fiksi ilmiah. Ini nyata.
Laut adalah tempat hidup berbagai makhluk, mulai dari plankton, ikan, sampai udang yang jadi favorit menu rumah makan. Namun jika laut tercemar zat radioaktif, maka tak hanya makhluk laut yang terdampak, tapi juga manusia sebagai konsumen terakhir dalam rantai makanan.
🔍 Key Takeaways
- ☢️ Ada beberapa jenis zat radioaktif selain Cs-137 yang bisa mencemari laut, seperti Strontium-90, Iodin-131, Polonium-210, dan Plutonium.
- 🧬 Zat-zat ini bisa masuk ke tubuh hewan laut melalui air, sedimen, atau makanan, lalu terakumulasi dalam jaringan mereka.
- 🍽️ Jika manusia mengonsumsi makanan laut yang terkontaminasi, dampaknya bisa jangka pendek atau bahkan puluhan tahun kemudian.
- 🔄 Proses bioakumulasi dan biomagnifikasi membuat zat radioaktif makin pekat di hewan laut besar.
Jenis Zat Radioaktif yang Bisa Mencemari Makanan Laut
Berikut beberapa zat radioaktif selain Cs-137 yang punya potensi mencemari laut dan berisiko masuk ke tubuh manusia lewat makanan laut:
Strontium-90 (Sr-90)
Ini salah satu isotop paling umum dari reaksi fisi nuklir selain Cs-137.
🧪 Sr-90 menyerupai kalsium, sehingga mudah masuk ke dalam tulang ikan — dan manusia. Dalam tubuh manusia, Sr-90 bisa memicu kanker tulang dan leukemia jika terakumulasi.
Iodin-131 (I-131)
Salah satu isotop radioaktif yang menyebar cepat setelah kecelakaan nuklir seperti Chernobyl dan Fukushima.
💡 Iodin-131 memiliki waktu paruh pendek (8 hari), tapi jika dikonsumsi sebelum terurai, bisa menyerang kelenjar tiroid.
🎤 “Iodin-131 sangat mudah larut dalam air dan cepat terakumulasi dalam organisme laut seperti rumput laut atau kerang,” ujar Dr. Wahyu Herlambang, ahli radioekologi dari LIPI.
Polonium-210 (Po-210)
Zat ini lebih sering dibicarakan dalam konteks keracunan tokoh politik, tapi sebenarnya juga bisa ditemukan secara alami dalam sedimen laut.
🧨 Po-210 bisa menumpuk dalam organ dalam udang, remis, dan kerang, dan bersifat sangat toksik jika masuk ke tubuh manusia, bahkan dalam dosis kecil.
Plutonium (Pu-239 dan Pu-240)
Isotop ini sangat berbahaya dan memiliki waktu paruh sangat panjang — hingga ribuan tahun.
💀 Plutonium jarang masuk ke laut secara alami. Tapi jika terjadi kebocoran dari limbah militer atau nuklir, zat ini bisa melekat di dasar laut dan diserap oleh organisme dasar.
📊 Tabel Perbandingan Zat Radioaktif di Laut
Zat Radioaktif | Sumber Umum | Dampak Utama pada Tubuh | Waktu Paruh |
Cs-137 | Reaktor nuklir, uji coba senjata | Kanker, gangguan sumsum tulang | 30 tahun |
Sr-90 | Reaksi fisi nuklir | Kanker tulang, leukemia | 28 tahun |
I-131 | Kecelakaan reaktor, medis | Gangguan tiroid, kanker tiroid | 8 hari |
Po-210 | Sedimen alami, industri | Kerusakan organ dalam, toksisitas tinggi | 138 hari |
Pu-239 | Limbah nuklir, militer | Kanker paru, hati, dan tulang | 24.100 tahun |
👀 Bagaimana Zat Radioaktif Masuk ke Makanan Laut?
📥 Diserap oleh plankton dan alga laut, zat radioaktif kemudian naik ke rantai makanan.
📌 Mengendap di dasar laut, lalu diserap oleh hewan bentik seperti udang, kerang, dan kepiting.
🍴 Dimakan oleh ikan yang lebih besar, lalu masuk ke tubuh manusia saat dikonsumsi.
⚠️ Proses ini disebut biomagnifikasi, yaitu peningkatan konsentrasi zat berbahaya semakin ke atas rantai makanan.
Testimoni Ahli & Praktisi
Menurut Dr. Rini Astuti, peneliti dari BATAN:
“Zat radioaktif dalam makanan laut memang tidak selalu terlihat atau terasa. Tapi dampaknya bisa bertahun-tahun kemudian dalam bentuk penyakit degeneratif.”
Sementara Pak Jamal, nelayan dari Anyer, menceritakan:
“Dulu kami mancing dekat pelabuhan industri. Tapi sejak lautnya sering keruh dan ikan-ikan mati, kami pindah ke tengah laut. Sekarang udangnya juga aneh.”
Langkah Pencegahan untuk Konsumen
📦 Beli produk laut dari distributor terpercaya
Pastikan mereka punya standar pengujian kualitas makanan laut dan transparan soal asal-usul tangkapan.
🔥 Masak makanan laut dengan suhu tinggi
Ini tidak menghilangkan zat radioaktif, tapi bisa menurunkan kontaminasi lain seperti bakteri dan logam berat.
🧼 Cuci bahan laut dengan air mengalir
Terutama bagian insang dan organ dalam yang bisa menyimpan kontaminan.
🔬 Dukung pengawasan dan transparansi
Sebagai konsumen, kita punya hak untuk tahu darimana makanan kita berasal dan bagaimana kualitasnya.
🧠 Edukasi Penting: Tidak Semua Zat Radioaktif Berbahaya dalam Dosis Rendah
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa banyak zat radioaktif hanya berbahaya dalam konsentrasi tinggi dan terakumulasi. Jadi, jangan panik berlebihan. Tapi juga jangan anggap remeh.
🐟 Makanan laut tetap bisa dikonsumsi dengan aman asal pengawasannya ketat dan pemerintah transparan.
🗣️ Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)
Apakah semua udang mengandung radioaktif?
👉 Tidak. Hanya yang berasal dari daerah tercemar. Pemeriksaan dan pengawasan rutin sangat penting.
Apa efek makan seafood yang terpapar radioaktif?
👉 Bisa menyebabkan kanker, gangguan tiroid, masalah tulang, tergantung jenis zat dan banyaknya konsumsi.
Apakah zat radioaktif bisa hilang dengan dimasak?
👉 Tidak semuanya. Beberapa zat tahan panas dan tetap ada meski dimasak. Tapi tetap lebih baik dimasak matang.
Bagaimana cara mengetahui seafood itu aman?
👉 Cek label, asal usulnya, dan beli dari penjual terpercaya yang sudah diawasi dinas kesehatan atau perikanan.
Bisakah radiasi terbawa ke laut Indonesia dari luar negeri?
👉 Bisa. Lewat arus laut atau hujan radioaktif (fallout), terutama jika terjadi kecelakaan nuklir besar di negara lain.