SUKABUMI — Suasana haru sekaligus penuh kekecewaan menyelimuti halaman Polres Sukabumi Kota, Jumat (21/3). Sejumlah ibu-ibu dari berbagai kecamatan di Sukabumi, khususnya Kecamatan Cidolog, mendatangi Mapolres untuk melaporkan dugaan penipuan Tabungan Hari Raya (Tahara) yang dikelola oleh Layka Parcel.
Modusnya, program Tahara ini menjanjikan parsel, uang tunai, dan sembako menjelang Lebaran bagi para member yang telah menabung setiap bulan. Namun naas, jelang hari raya, pemilik usaha Layka Parcel justru menghilang tanpa kabar.
Salah satu agen, Ratih Ratna Sari (27), mengaku bahwa dari agen yang ia pegang saja terdapat 100 orang member dengan kerugian mencapai Rp 58 juta. Total kerugian secara keseluruhan diduga tembus lebih dari Rp 1 miliar.
Sistem Tabungan Berjalan 3 Tahun, Kini Runtuh Karena Pemilik Kabur
Ironisnya, sistem Tahara ini sebenarnya sudah berjalan selama 3 tahun tanpa ada masalah. Mayoritas pesertanya adalah pekerja pabrik di Sukabumi yang berharap bisa mendapat parsel atau uang tunai menjelang Lebaran.
Namun, sejak awal tahun 2025, kecurigaan mulai muncul saat pemilik Layka Parcel mendadak sulit dihubungi. Tidak ada kejelasan tentang pencairan dana, distribusi parsel, atau keberadaan pemilik usaha tersebut.
Para korban berharap kepolisian segera menindaklanjuti laporan ini dan memproses kasusnya hingga uang mereka bisa kembali.
Cara Menghindari Penipuan Modus Tabungan & Penipuan Online Lainnya
Kasus ini jadi pelajaran besar untuk masyarakat, terutama ibu-ibu atau orang tua yang sering jadi sasaran empuk penipuan online.
Apa itu Modus Social Engineering?
Modus penipuan social engineering adalah teknik manipulasi psikologis agar korban percaya dan mau memberikan data pribadi atau uang kepada pelaku. Modus ini seringkali sangat meyakinkan.
Tips Aman Agar Tidak Jadi Korban Penipuan Online & Rekening Terkuras
1. Jangan Mudah Percaya Program Tabungan Tidak Resmi
🛑 Pastikan program menabung dikelola oleh lembaga resmi (bank, koperasi terdaftar, dll).
🛑 Cek legalitas dan track record usaha sebelum ikut menabung.
2. Jangan Sembarangan Klik Link atau WA Tidak Dikenal
🛑 Banyak penipuan berkedok link promo, undangan digital, atau link transfer palsu.
🛑 Link ini bisa mencuri data dan menguras saldo rekening kamu.
3. Jangan Berikan OTP (Kode Rahasia) ke Siapapun
🛑 OTP hanya untuk kamu pribadi.
🛑 Pihak bank atau aplikasi resmi tidak pernah meminta OTP.
4. Aktifkan Fitur Keamanan di HP dan Rekening
🔒 Aktifkan verifikasi 2 langkah di semua akun (WhatsApp, Instagram, Email).
🔒 Gunakan PIN atau sidik jari untuk buka aplikasi m-banking.
5. Selalu Pantau Rekening & Transaksi
📲 Gunakan notifikasi SMS banking atau email untuk setiap transaksi.
📲 Cek mutasi rekening secara berkala.
Jika Sudah Terlanjur Jadi Korban, Lakukan Ini:
🚨 Segera blokir rekening via call center bank.
🚨 Laporkan ke kantor polisi terdekat.
🚨 Simpan semua bukti chat, transfer, atau data pelaku.
🚨 Sebarkan informasi kasusnya agar orang lain tidak ikut tertipu.
Tabel Ringkasan Tips Hindari Penipuan
| Tips Aman | Penjelasan | Catatan Penting |
| Verifikasi Program Tabungan | Pastikan legalitas | Hindari koperasi / usaha ilegal |
| Waspadai Link & WA Tidak Dikenal | Jangan klik link sembarangan | Modus phising marak sekali |
| Jaga OTP | Rahasiakan selalu | OTP = kunci utama akun |
| Aktifkan Keamanan HP | Verifikasi 2 langkah | Perkuat proteksi akun |
| Pantau Rekening | Cek mutasi rutin | Waspada transaksi mencurigakan |
FAQ Penipuan Online & Modus Tabungan Bodong
Apakah Tabungan Tahara itu ilegal?
Jika tidak terdaftar di lembaga resmi, maka statusnya patut dicurigai.
Apakah semua penipuan online selalu berupa link?
Tidak selalu. Bisa berupa telepon, chat WhatsApp, bahkan tatap muka.
Apa ciri-ciri program tabungan bodong?
Menjanjikan keuntungan besar dalam waktu cepat tanpa transparansi pengelolaan dana.
Bagaimana cara melapor jika tertipu?
Segera lapor ke polisi, bank terkait (jika terkait rekening), dan sebar informasi agar orang lain tidak tertipu.
Apakah nomor HP bisa dihack dari link?
Bisa. Jika link mengandung malware atau aplikasi berbahaya yang mencuri data.
Semoga kasus ibu-ibu Sukabumi yang tertipu tabungan hari raya ini menjadi pelajaran untuk semua pihak. Khususnya bagi masyarakat yang masih awam teknologi dan mudah percaya janji manis tanpa bukti.
Ingat, lebih baik skeptis dan teliti daripada menyesal belakangan.
Tetap edukasi diri, keluarga, dan orang sekitar agar tidak jadi korban berikutnya. Lindungi data pribadi dan jangan pernah kasih akses apapun ke orang yang tidak jelas identitasnya.
