Gak semua orang cocok sama saham Adobe. Meski dia kuat, mapan, dan punya banyak produk unggulan, tetap aja beberapa investor merasa:
“Mahal amat ya harga per lembarnya…”
“Kok gak bagi dividen sih?”
“Alternatif lain yang lebih murah ada gak sih?”
Dan kamu tahu apa? Jawabannya ADA. Banyak malah.
Justru di tengah dominasi Adobe, muncul banyak saham alternatif yang gak kalah nguntungin — bahkan beberapa lebih agresif tumbuhnya, atau lebih cocok buat gaya investasimu.
✨ Apa Ciri-Ciri Saham Alternatif Adobe?
Sebelum kita masuk ke daftar, yuk sepakati dulu ciri-ciri saham mirip Adobe:
- 🔹 Saham growth (berfokus ke pertumbuhan, bukan dividen)
- 🔹 Bergerak di sektor teknologi/AI/software
- 🔹 Market global (bermain di panggung internasional)
- 🔹 Model pendapatan langganan atau SaaS (Software as a Service)
- 🔹 Inovatif, kuat di ekosistem dan loyal user base
Nah, dari sini kita bisa mulai menyusun daftar yang gak cuma asal “mirip”, tapi punya potensi serupa atau bahkan lebih besar.
💡 1. Autodesk Inc (NASDAQ: ADSK)
Kalau Adobe rajanya desain grafis, Autodesk adalah rajanya desain teknik dan arsitektur. Mereka punya software seperti AutoCAD, Revit, Maya, yang jadi andalan para engineer, arsitek, hingga pembuat animasi.
🎯 Kenapa menarik?
- Fokus ke industri arsitektur, konstruksi, dan manufaktur — sektor yang terus tumbuh.
- Model langganan (SaaS) bikin cash flow stabil.
- Market internasional yang luas banget.
📈 Potensi jangka panjang? Tinggi. Autodesk secara konsisten mencetak laba bersih dan punya strategi digitalisasi industri 4.0.
🧠 2. Palantir Technologies (NYSE: PLTR)
Nama ini mungkin sempat kontroversial, tapi justru karena itu banyak investor value ngelirik.
Palantir adalah perusahaan big data & analytics, digunakan oleh pemerintah, militer, dan perusahaan besar.
💡 Kenapa saham ini mirip Adobe?
- Sama-sama growth stock tanpa dividen.
- Mengandalkan inovasi AI dan data.
- Produk sulit digantikan → lock-in system kuat.
📌 Catatan: volatilitas tinggi, cocok buat yang berani tahan banting demi hasil panjang.
🎥 3. Unity Software (NYSE: U)
Kalau kamu tahu game “Genshin Impact”, “Monument Valley”, atau aplikasi VR lainnya — sebagian besar dibuat pakai Unity.
Unity adalah platform pengembangan game & realitas virtual.
🔎 Mirip Adobe karena:
- Produknya digunakan kreator digital dan developer.
- Growth stock tanpa dividen.
- Fokus ke inovasi seperti AI & VR.
📉 Harganya sempat turun drastis, tapi ini bikin valuasinya sekarang justru lebih menarik untuk jangka panjang.
🤖 4. NVIDIA Corp (NASDAQ: NVDA)
Yes, ini bukan software murni, tapi jangan salah: NVIDIA adalah tulang punggung AI saat ini.
➡️ Dari GPU gaming → AI chip → hingga data center dan mobil otonom, NVIDIA udah lebih dari sekadar “jual kartu grafis”.
Kenapa dia alternatif Adobe?
- Growth super cepat.
- Market leadership kuat (kayak Adobe di desain, NVIDIA di AI).
- Gak ngasih dividen besar, tapi sahamnya tumbuh gila-gilaan.
💰 Cocok buat kamu yang cari teknologi frontier jangka panjang.
📈 5. ServiceNow (NYSE: NOW)
Namanya belum sepopuler Microsoft atau Adobe, tapi jangan salah… ServiceNow udah jadi tulang punggung IT banyak korporasi.
➡️ Mereka jual solusi otomasi proses bisnis (workflow automation), sangat dibutuhkan di era digital.
🎯 Poin plus:
- Model SaaS → recurring income
- Pertumbuhan stabil + profitabilitas bagus
- Market enterprise global
Cocok buat investor konservatif yang tetap mau masuk ke sektor tech.
🎨 6. Canva (Jika IPO)
Yes, ini belum IPO. Tapi Canva digadang-gadang bakal jadi saingan Adobe di masa depan. Terutama di segmen casual designer.
➡️ Dengan valuasi >$25 miliar dan user base ratusan juta, Canva punya potensi jadi “the next Adobe” — khususnya di ranah cloud design.
🔮 Belum bisa dibeli sekarang, tapi pantau terus kalau masuk bursa. Ini bisa jadi hidden gem.
📊 Tabel Perbandingan Saham Alternatif Adobe
Saham | Sektor | Dividen | Model | Potensi |
Adobe (ADBE) | Creative Software | ❌ | SaaS | Pertumbuhan stabil |
Autodesk (ADSK) | Teknik & Arsitektur | ❌ | SaaS | Konsisten & kuat |
Palantir (PLTR) | Big Data & AI | ❌ | Layanan Data | Risiko tinggi, potensi tinggi |
Unity (U) | Game Dev & VR | ❌ | SaaS | Sempat jatuh, rebound mungkin |
NVIDIA (NVDA) | AI Hardware | ✔️ kecil | Semi-hardware | Potensi super besar |
ServiceNow (NOW) | IT & Workflow | ❌ | SaaS | Lebih stabil & korporat |
Canva (??) | Cloud Design | ❌ | SaaS | Prospektif, tunggu IPO |
👨🏫 Kata Ahli & Investor
William Tanuwijaya (Investor retail & founder Tokopedia) pernah menyebut dalam salah satu podcast:
“Investasi di saham teknologi itu seperti menanam pohon jati. Awalnya nggak kelihatan, tapi kalau sabar, hasilnya luar biasa.”
Sedangkan menurut Eliza Indriani, analis teknologi global di CNBC Indonesia:
“Saham seperti Palantir, Autodesk, atau ServiceNow sering luput dari radar investor pemula. Padahal performa dan kestabilannya dalam jangka panjang gak kalah dari Adobe.”
🎯 Strategi Milih Saham Alternatif
Kalau kamu lagi mikir, “Yang mana yang paling cocok buat gue?” → Yuk coba refleksiin ini:
🧩 Gaya Investasi Kamu Gimana?
- Kalau kamu suka growth agresif → Palantir, NVIDIA, Unity
- Kalau kamu lebih konservatif & stabil → Autodesk, ServiceNow
- Kalau kamu suka brand yang relatable & kreatif → Canva (soon), Adobe
📆 Berapa Lama Kamu Mau Pegang Sahamnya?
- <1 tahun → hindari semua ini (terlalu fluktuatif)
- 1–5 tahun → bisa masuk secara bertahap
- 5 tahun → potensi maksimal, cocok buat DCA (Dollar Cost Averaging)
💬 FAQ: Pertanyaan Umum Investor
Q: Kalau saham-saham ini gak bagi dividen, kenapa tetap menarik?
🅰️ Karena mereka fokus ke pertumbuhan harga saham (capital gain). Dengan laba diputar ke R&D, nilai perusahaan bisa naik lebih cepat.
Q: Apakah saham-saham ini cocok untuk pemula?
🅰️ Ya, asal paham risikonya dan siap jangka panjang. Jangan masuk hanya karena hype.
Q: Apakah semua saham ini ada di Bursa Efek Indonesia?
🅰️ Tidak. Ini adalah saham luar negeri (NASDAQ & NYSE), tapi bisa dibeli lewat sekuritas lokal yang menyediakan akses pasar global (misal: Ajaib, Pluang, atau IBKR).
Q: Kalau budget saya cuma Rp10 juta, bisa beli saham ini?
🅰️ Bisa. Beberapa platform memungkinkan beli saham fraksional (misal: 0,5 lembar), jadi kamu tetap bisa masuk meskipun dananya terbatas.
Q: Gimana cara tahu performa saham-saham ini?
🅰️ Lihat laporan keuangan, kinerja historis, dan pantau berita teknologi global. Bisa juga pakai tools seperti Yahoo Finance, Seeking Alpha, atau Finviz.