Biaya Kereta Whoosh vs Proyek Alternatif Rakyat: Pilihan atau Pemborosan?

Train on tracks beside factory

Pernahkah kamu membayangkan, dengan uang sebesar Rp113,9 triliun, negara ini bisa bangun berapa banyak jalan tol, bandara, smelter, atau bahkan pelabuhan skala internasional? Tapi faktanya, dana sebesar itu sudah mengalir ke proyek kereta cepat Whoosh (Jakarta-Bandung) yang kini sudah berjalan dan masih menimbulkan pro dan kontra.

Sebagian masyarakat bertanya-tanya, benarkah proyek ini pilihan terbaik? Atau ada alternatif infrastruktur lain yang lebih menyentuh kepentingan rakyat luas?

🚄 Key Takeaways:

🚄 Total biaya proyek Kereta Cepat Whoosh diperkirakan mencapai Rp113,9 triliun
🏗️ Dengan biaya itu, kita bisa bangun lebih dari 600 km jalan tol baru
⛏️ Atau bisa mendanai 10 proyek smelter besar untuk industri nikel nasional
🛤️ Alternatif lainnya: kereta antar provinsi di luar Jawa, bandara, atau pelabuhan
📈 Multiplier effect proyek alternatif bisa lebih luas secara ekonomi dan sosial

Siapa Sih Si “Whoosh” Ini?

“Whoosh” adalah nama keren dari Kereta Cepat Jakarta–Bandung. Proyek ini dikerjakan oleh PT KCIC (Kereta Cepat Indonesia China) yang merupakan konsorsium antara BUMN dan perusahaan Tiongkok. Diresmikan Oktober 2023 lalu, kereta ini mampu memangkas waktu Jakarta–Bandung jadi hanya 36 menit.

Keren? Iya. Tapi efisien? Itu yang masih jadi perdebatan.

Total Biaya Proyek Kereta Whoosh

📌 Total biaya proyek kereta cepat ini awalnya ditargetkan Rp86 triliun, tapi pada 2023 membengkak menjadi Rp113,9 triliun.

Dana ini sebagian besar berasal dari:

  • Pinjaman dari China Development Bank (CDB)
  • Penyertaan modal negara (PMN) ke BUMN seperti KAI
  • Obligasi dan utang tambahan

Kalau dijabarkan, biaya per kilometer kereta cepat ini sekitar Rp1,4 triliun per km (untuk total rute ± 142,3 km). Ini angka yang fantastis, bahkan dibanding proyek kereta cepat di negara maju lainnya.

Bandingkan: Apa yang Bisa Dibangun dengan Rp113,9 Triliun?

Sekarang mari kita bayangkan: kalau dana sebesar Rp113,9 triliun itu dialihkan ke proyek lain, apa saja yang bisa dibangun?

📊 Tabel Perbandingan Proyek Infrastruktur Alternatif

Proyek AlternatifBiaya Rata-rata per UnitEstimasi Jumlah yang Bisa DibangunMultiplier Effect Utama
Jalan Tol (per km)Rp180 miliar/km± 633 km tolAkses logistik, pariwisata, ekonomi lokal
Smelter NikelRp11–12 triliun per unit9–10 smelter besarHilirisasi industri, ekspor, tenaga kerja
Bandara Baru RegionalRp6–8 triliun± 14 bandaraAkses transportasi daerah tertinggal
Pelabuhan Laut DalamRp8–10 triliun± 11 pelabuhan besarEkspor-impor, konektivitas maritim
Kereta Lintas ProvinsiRp500 miliar/km (non-cepat)± 228 km rute baruTransportasi murah antar kota

Sumber: Kementerian PUPR, BKPM, INDEF (2024)

Smelter: Alternatif Strategis untuk Hilirisasi

Indonesia sedang giat-giatnya melakukan hilirisasi industri nikel. Salah satu bentuk nyatanya adalah pembangunan smelter untuk mengolah bahan mentah menjadi produk siap ekspor.

⚒️ Dengan dana Rp113,9 triliun, kita bisa bangun 9-10 smelter skala besar. Tiap smelter bisa menyerap hingga 5.000 tenaga kerja langsung dan menghasilkan nilai tambah berlipat dibanding ekspor bahan mentah.

“Kalau mau industrialisasi yang mandiri, bangun smelter lebih masuk akal daripada kereta cepat yang melayani segelintir kalangan.”
Dr. Faisal Basri, Ekonom Senior

Jalan Tol: Infrastruktur Rakyat yang Terasa Langsung

Bayangkan kalau dengan dana yang sama, pemerintah membangun lebih dari 600 km jalan tol baru. Itu bisa menghubungkan kota-kota besar di Kalimantan, Sulawesi, atau Papua—daerah-daerah yang selama ini tertinggal dalam infrastruktur darat.

🛣️ Misalnya:

  • Tol Makassar–Parepare hanya 142 km, tapi berdampak besar pada distribusi barang di Sulawesi Selatan.
  • Tol Trans Kalimantan akan membuka akses industri sawit dan batubara ke pelabuhan ekspor.

Dampaknya? Harga bahan pokok turun, mobilitas meningkat, ekonomi lokal tumbuh.

Bandara dan Pelabuhan: Membuka Isolasi Wilayah

Dengan Rp113,9 triliun, Indonesia bisa bangun lebih dari 10 pelabuhan internasional atau 14 bandara baru di wilayah terpencil.

🛬 Di NTT, Papua, atau Maluku, bandara bukan soal kemewahan, tapi akses kehidupan: untuk sekolah, rumah sakit, dan pangan.
⚓ Sementara pelabuhan seperti di Bitung atau Sorong bisa menghubungkan Indonesia ke rute dagang dunia.

Kereta Antar Provinsi: Transportasi Terjangkau untuk Banyak Orang

Yang jadi ironi adalah: kereta cepat Whoosh hanya melayani Jakarta dan Bandung—dua kota yang sudah punya banyak moda transportasi.

Sementara itu, daerah-daerah seperti Sumatera, Kalimantan, atau Sulawesi masih belum punya koneksi kereta antar kota yang memadai.

🚉 Dengan biaya Rp500 miliar/km, dana Rp113,9 triliun bisa dipakai membangun kereta lintas provinsi sepanjang 228 km—cukup untuk jalur seperti:

  • Padang–Pekanbaru
  • Makassar–Parepare
  • Banjarmasin–Balikpapan

Yang bisa diakses jutaan masyarakat kelas bawah dan menengah setiap hari.

Siapa yang Diuntungkan dari Whoosh?

Realitanya, Kereta Whoosh lebih cocok untuk:

  • 🧳 Eksekutif dan pekerja antar kota
  • 🚶‍♀️ Wisatawan atau pelancong bisnis
  • 💼 Pemilik bisnis yang ingin efisiensi waktu

Tapi… apakah itu salah?

Tidak juga. Hanya saja, pemerintah harus seimbang dalam menentukan prioritas. Infrastruktur publik harus bisa dirasakan oleh sebanyak mungkin rakyat, bukan hanya kalangan menengah atas di Pulau Jawa.

Multiplier Effect: Apa Itu dan Mengapa Penting?

Istilah “multiplier effect” mengacu pada efek berantai dari satu proyek terhadap sektor lain.

Contoh:

📈 Jalan tol → mempercepat distribusi → meningkatkan perdagangan → menciptakan lapangan kerja baru
⚒️ Smelter → hilirisasi industri → ekspor meningkat → devisa negara bertambah
🚢 Pelabuhan → konektivitas maritim → industri kelautan tumbuh → pusat ekonomi baru terbentuk

Sementara kereta cepat memiliki multiplier effect yang terbatas, terutama karena jangkauannya kecil dan pengguna sasarannya sempit.

FAQ: Pertanyaan Seputar Biaya Whoosh dan Proyek Alternatif

❓ Kenapa pemerintah tetap membangun Whoosh meski mahal?

✅ Karena ada komitmen kerja sama internasional (China), dan pemerintah ingin mendorong simbol kemajuan transportasi.

❓ Apakah Whoosh sudah untung?

✅ Hingga 2025, Whoosh masih merugi dan bergantung pada subsidi serta utang. Butuh waktu panjang untuk BEP (Break Even Point).

❓ Kenapa tidak dialihkan ke proyek di luar Jawa?

✅ Karena proyek ini sudah dirancang sejak awal untuk jalur padat penumpang. Tapi banyak pihak menyarankan pemerataan ke luar Jawa.

❓ Apakah proyek seperti smelter atau jalan tol lebih bermanfaat?

✅ Ya, terutama dari sisi jangkauan, keterlibatan tenaga kerja lokal, dan potensi pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

-
people visited this page
-
spent on this page
0
people liked this page
Share this page on
Share the Post:

Related Posts

Scroll to Top

Booking Form

Fill out the form below, and we will be in touch shortly.
Book Room Hotel