📌 Key Takeaways
- 🧠 Object cache vs page cache, beda fungsi dan manfaatnya
- 🔄 Penjelasan analogi yang gampang dicerna pemula
- ⚙️ Cara kerja keduanya di WordPress
- 🔧 Rekomendasi plugin page cache terbaik untuk 2025
Pernah dengar istilah “cache website” tapi nggak yakin maksudnya apa?
Atau mungkin kamu pernah install plugin cache di WordPress dan bingung saat lihat setting:
“Enable object cache?”
“Page caching method: disk, memory, advanced?”
Lalu muncul pertanyaan yang cukup klasik:
“Object cache itu apa sih? Beda ya sama page cache?”
Nah, di artikel ini kita bakal bahas perbedaan keduanya secara rinci, pakai bahasa manusia, bukan teknikal mumet. Cocok banget buat kamu yang baru mulai belajar performa WordPress dan pengen websitenya makin cepat tapi tetap stabil.
🧠 Apa Itu Cache?
Singkatnya, cache adalah cara menyimpan data sementara supaya server nggak perlu kerja ulang terus-terusan.
Tanpa cache:
Pengunjung datang → server proses ulang semua → kirim hasil
Dengan cache:
Pengunjung datang → hasil sudah ada → tinggal kasih
⚡ Hasilnya: lebih cepat, lebih ringan, lebih hemat bandwidth
🔍 Object Cache vs Page Cache — Penjelasan Sederhana
Kita mulai dari analogi dulu biar lebih mudah dipahami.
📄 Page Cache: Menyimpan Hasil Jadi
Bayangin kamu cetak koran tiap hari.
Kalau ada 100 orang minta koran edisi Senin, apakah kamu mau cetak 100 kali?
Tentu nggak.
Kamu cukup cetak sekali, simpan, dan kasih ulang ke semua pembaca.
Begitu juga dengan Page Cache.
Page cache menyimpan hasil akhir dari halaman WordPress kamu (HTML lengkap), lalu langsung dikirim ke pengunjung berikutnya tanpa perlu query database atau proses PHP lagi.
🟢 Cocok untuk:
- Homepage
- Halaman statis
- Artikel blog
- Landing page
🧩 Object Cache: Menyimpan Potongan Potongan
Nah, kalau page cache menyimpan hasil jadi, maka object cache menyimpan bagian-bagian kecilnya.
Misalnya:
- Data user login
- Nama kategori dari database
- Hasil query produk populer
- Settingan plugin yang sering dipakai
Object cache membantu mengurangi beban database, dengan cara menyimpan hasil query agar bisa dipakai ulang tanpa nge-query lagi.
🟢 Cocok untuk:
- Website dinamis (e-commerce, membership)
- Website dengan banyak query database
- Situs yang sering update kontennya
📊 Perbandingan Sisi Teknis
Fitur | Page Cache | Object Cache |
Data yang disimpan | Halaman utuh (HTML) | Potongan data (object PHP) |
Level caching | Output level (frontend) | Backend level (server-side) |
Bebas dari plugin/theme? | ✅ Ya | ❌ Tergantung struktur plugin |
Ukuran cache | Lebih besar | Lebih kecil |
Pengaruh ke kecepatan | Signifikan | Spesifik ke query/data |
Cache location | Disk atau CDN | Memory (Redis/Memcached) |
Mudah dipahami | ✅ Mudah | ⚠️ Agak teknis |
⚙️ Contoh Nyata Cara Kerjanya
🟢 Ketika Page Cache Aktif
Kamu buka halaman “Tentang Kami” → WordPress proses → hasil disimpan → pengunjung berikutnya dapat halaman utuh dari cache.
⚡ Super cepat karena tidak ada proses PHP, tidak query database.
🧩 Ketika Object Cache Aktif
Plugin kamu butuh ambil data user, data transaksi, atau pengaturan theme.
Biasanya WordPress harus ambil itu semua dari database.
Tapi dengan object cache:
- Sekali diambil
- Disimpan ke memory (Redis / Memcached)
- Selanjutnya diambil dari sana → lebih cepat
📦 Jadi caching-nya terjadi di dalam otak WordPress, bukan di halaman akhir.
❓ Harus Pakai Keduanya?
Jawaban pendek: Kalau bisa, ya.
Idealnya:
- Page Cache untuk kecepatan loading halaman
- Object Cache untuk performa backend & query
Tapi… kalau kamu pakai shared hosting atau VPS kecil, lebih baik prioritaskan page cache dulu. Karena object cache butuh setup lebih teknis (butuh Redis/Memcached + plugin support).
🛠️ Plugin WordPress Terbaik untuk Page Cache (Update 2025)
Buat kamu yang ingin kecepatan loading maksimal, berikut plugin page cache terbaik di tahun 2025 menurut pengalaman dan review komunitas.
🚀 1. LiteSpeed Cache
🔹 Terbaik untuk pengguna OpenLiteSpeed atau hosting LiteSpeed
🔹 Fitur super lengkap: page cache, object cache, CDN, image optimizer
🔹 Gratis + powerful
🔹 Dukungan Redis/Memcached
Cocok buat: blogger, toko online, semua skala bisnis
⚡ 2. WP Rocket (Berbayar)
🔹 User-friendly banget
🔹 Integrasi optimal dengan banyak tema & plugin
🔹 Caching langsung aktif begitu install
🔹 Fitur lazy load, preload cache, CDN integration
Cocok buat: pengguna premium, agensi, pebisnis
💨 3. FlyingPress (Premium, tapi ringan & cepat)
🔹 Fokus ke kecepatan murni
🔹 Caching + preload + lazy load
🔹 Kompatibel dengan banyak plugin keamanan dan builder
Cocok buat: web yang butuh skor Pagespeed tinggi
🧩 4. WP Fastest Cache (Free + Pro)
🔹 Simple banget
🔹 Tidak banyak pengaturan
🔹 Cukup efektif untuk website kecil-menengah
Cocok buat: pemula, portofolio, blog pribadi
🔧 5. W3 Total Cache
🔹 Support semua jenis cache: page, object, database
🔹 Butuh waktu untuk setup
🔹 Kuat tapi agak teknis
Cocok buat: user advance, developer
🧠 Rekomendasi Berdasarkan Tipe Website
- 🖼️ Portofolio / Blog: WP Fastest Cache / LiteSpeed Cache
- 🛍️ Toko Online (WooCommerce): LiteSpeed Cache / WP Rocket
- 📰 Website Media: FlyingPress / W3 Total Cache
- 🎯 Web Company Profile: LiteSpeed Cache + Object Cache jika bisa
💡 Kesimpulan Singkat (Tanpa Judul Kesimpulan)
- Page Cache = menyimpan halaman utuh
- Object Cache = menyimpan data kecil di dalam
- Dua-duanya penting, tapi mulai dari page cache dulu
- Redis > Memcached untuk object cache modern
- Pilih plugin yang sesuai kemampuan hosting kamu