Waktu pertama kali baca The 12th Planet, gue gak nyangka bakal “ditarik” sedalam itu ke dunia peradaban Sumeria, planet misterius yang disebut Nibiru, dan dewa-dewa yang katanya sih… alien. Buku ini bikin campur aduk — antara penasaran, skeptis, tapi juga terpesona. Dan itu lah kenapa buku ini tetap dibaca hingga sekarang, puluhan tahun setelah pertama kali terbit.
Zecharia Sitchin bukan penulis biasa. Dia ngulik teks-teks kuno Sumeria dan Babylon, lalu membacanya dengan cara yang sangat berbeda dari para akademisi. Dari situlah muncul narasi besar soal Annunaki — makhluk luar angkasa dari planet ke-12 yang (konon) menciptakan manusia. Gila? Mungkin. Tapi menarik? Banget.
✨ Key Takeaways
📚 The 12th Planet bukan sekadar buku sejarah, tapi teori kosmologi alternatif.
👽 Annunaki disebut sebagai pencipta manusia lewat rekayasa genetika.
🌍 Nibiru, planet misterius ke-12, diyakini mengorbit matahari dalam siklus ribuan tahun.
🪐 Buku ini membandingkan teks Sumeria dengan kisah Kitab Kejadian dalam Alkitab.
📜 Banyak bagian dalam buku yang sangat kontroversial tapi membuka diskusi baru soal asal-usul manusia.
Awal Mula: Planet Ke-12 dan Sumeria yang Tak Pernah Mainstream
Buku ini dimulai dari satu pertanyaan besar: kenapa peradaban Sumeria tahu terlalu banyak tentang tata surya kita? Di dalam teks-teks kuno yang ditemukan, ada gambaran planet-planet yang “harusnya” belum bisa dilihat tanpa teleskop.
Lalu muncul nama Nibiru, planet ke-12 yang diklaim Sitchin mengorbit matahari kita dalam jalur elips panjang, dan hanya muncul setiap 3.600 tahun sekali. Di sinilah letak awal konspirasi kosmik dimulai.
🧬 Annunaki: Dewa atau Astronot Kuno?
Salah satu bagian paling mengguncang di buku ini adalah tafsir Sitchin soal Annunaki. Dalam teks-teks kuno, Annunaki digambarkan sebagai “yang turun dari langit ke bumi.” Buat banyak ahli sejarah, ini cuma kiasan mitologis. Tapi Sitchin punya tafsir liar: Annunaki adalah alien.
Dari sinilah muncul ide bahwa Annunaki datang ke Bumi ribuan tahun lalu, menambang emas untuk menyelamatkan atmosfer planet mereka (Nibiru), lalu menciptakan manusia untuk dijadikan budak kerja. Gokil? Iya. Tapi makin kamu baca, makin kamu terjebak dalam dunia naratif yang kaya dan “masuk akal” dalam caranya sendiri.
👨🔬 Kutipan Ilmiah dan Interpretasi Kontroversial
“The Nephilim were the Annunaki, beings who came from Nibiru, the 12th planet.”
— Zecharia Sitchin, The 12th Planet
Tapi banyak pakar akademik membantah klaim ini.
“Sitchin’s translations are often incorrect or fabricated. There’s no mention of Nibiru in the way he describes it.”
— Dr. Michael S. Heiser, Ahli Bahasa Kuno dan Penulis The Naked Bible
Meskipun demikian, justru di sinilah buku ini menarik — bukan karena keakuratan ilmiahnya, tapi karena cara ia menantang narasi mainstream dan memancing rasa ingin tahu pembaca awam maupun akademisi.
🔍 Poin-poin Kunci dari The 12th Planet
📜 Tablet Kuno & Penciptaan Manusia
Sitchin mengklaim bahwa teks Enuma Elish (epik penciptaan Babilonia) bukan mitos, tapi sejarah yang disamarkan. Ia meyakini Annunaki menciptakan manusia dengan mencampur gen mereka sendiri dengan gen homo erectus.
🌌 Sistem Tata Surya & Ilmu Astronomi Kuno
Menurut Sitchin, bangsa Sumeria sudah tahu soal Uranus, Neptunus, dan Pluto jauh sebelum manusia modern “menemukannya”. Mereka bahkan menggambar tata surya lengkap — yang secara teknis mustahil untuk zaman itu.
🧪 Eksperimen Genetik Annunaki
Sitchin menyebut tokoh Enki dan Ninhursag sebagai ilmuwan dari Nibiru yang “menciptakan manusia” di laboratorium kuno. Mereka dianggap sebagai dewa oleh bangsa Sumeria.
📚 Tabel Ringkasan Bahasan Penting
Tema Bahasan | Penjelasan Singkat |
Annunaki sebagai pencipta manusia | Rekayasa genetika dengan gen alien dan homo erectus |
Nibiru sebagai planet ke-12 | Orbit elips 3.600 tahun, tempat asal para “dewa” |
Teks Sumeria sebagai bukti sejarah | Tablet kuno diterjemahkan ulang untuk membuktikan kunjungan alien |
Persamaan dengan Kitab Kejadian | Kisah penciptaan manusia, banjir besar, dan dewa-dewa mirip kisah kitab suci |
Alien sebagai “dewa mitologis” | Banyak “dewa” dalam sejarah dianggap sebagai makhluk luar angkasa oleh Sitchin |
🔎 Kenapa Buku Ini Masih Relevan?
📖 Memicu Rasa Ingin Tahu
🧠 Banyak pembaca merasa Sitchin “membuka mata” mereka terhadap sejarah alternatif, bahkan kalau mereka akhirnya tidak percaya sepenuhnya.
💬 Jadi Referensi Utama Komunitas Ancient Alien
👽 Setiap teori tentang alien kuno, dari TV show Ancient Aliens sampai forum Reddit, hampir selalu merujuk pada The 12th Planet.
🕰️ Menjadi Titik Awal Penjelajahan Sejarah Alternatif
📘 Buku ini sering jadi gateway drug buat orang yang baru tertarik pada sejarah yang “dianggap dilarang”.
📎 Tiga Hal Menarik yang Jarang Dibahas
🚀 Detail Teknis Pesawat Annunaki
Dalam beberapa bagian, Sitchin menyebut bentuk “kapal langit” para Annunaki dengan detail yang mencurigakan modern.
👤 Peran Khusus Enki & Enlil
Kedua tokoh ini digambarkan punya konflik personal dan filosofi berbeda tentang manusia — seperti duel antara “penyayang” dan “dingin”.
🔬 DNA sebagai Bukti?
Sitchin bahkan menyarankan bahwa struktur DNA manusia menunjukkan “campur tangan luar”. Ini tentu masih spekulatif, tapi jadi bahan diskusi menarik.
🗣️ Wawancara & Pendapat Tokoh Lain
“Saya tidak percaya semua yang ditulis Sitchin, tapi ia membuat saya membaca lebih banyak sejarah kuno daripada pelajaran sekolah manapun.”
— Reza Herbambang, peneliti independen sejarah kuno
“Sitchin bukan arkeolog, tapi dia seperti tukang cerita zaman modern — dan kadang, kita memang butuh orang seperti itu.”
— Dwi Anggraeini, dosen sejarah, Universitas Dalam Negeri
🙋 FAQ: Pertanyaan Umum tentang The 12th Planet
Apakah buku ini fiksi atau non-fiksi?
Secara teknis ditulis sebagai non-fiksi, tapi banyak isinya dianggap spekulatif dan tidak sesuai dengan arkeologi akademik.
Apakah Sitchin bisa dipercaya?
Sebagian besar ilmuwan mengatakan tidak, tapi pembaca awam tetap tertarik karena narasinya yang kuat dan provokatif.
Apakah ada bukti Nibiru itu nyata?
Belum ada bukti astronomis resmi tentang keberadaan planet Nibiru seperti yang digambarkan Sitchin.
Apakah buku ini sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia?
Versi resminya belum banyak tersedia di toko buku Indonesia, tapi beberapa komunitas menyediakan terjemahan tidak resmi dalam bentuk PDF.