Sebagai seorang video editor yang sering kerja mobile, saya butuh perangkat yang bukan cuma powerful, tapi juga responsif. Waktu pertama kali pegang MSI GE66 Raider 10SF, performanya udah luar biasa. Tapi entah kenapa, untuk urusan load project besar atau scrubbing timeline di Premiere Pro, rasanya masih ada delay. Sampai akhirnya saya ganti SSD bawaannya dengan Lexar NM790—dan di sinilah semuanya berubah.
Awalnya saya pikir SSD ini biasa aja. Namanya juga RAMless SSD, yang artinya dia nggak punya DRAM cache internal. Tapi begitu tahu bahwa TechPowerUp menobatkannya sebagai SSD of the Year 2023, saya langsung tertarik buat coba sendiri. Dan ternyata… performanya beneran gila sih untuk kelasnya.
⚡ Key Takeaways
- 🔧 Cocok untuk editor dan gamer mobile yang butuh SSD cepat tanpa mahal
- ❄️ Wajib pakai heatsink eksternal, terutama di laptop yang panasnya gampang naik
- 🔁 Punya performa stabil untuk sequential read/write dan loading file besar
- 📉 Sedikit kelemahan di random 4K file kecil saat SSD mendekati penuh
- 🏆 Layak jadi pilihan utama SSD Gen4 RAMless di 2025 ini
Spek Laptop Test: MSI GE66 Raider 10SF
🖥️ CPU: Intel Core i7-10875H
🎮 GPU: NVIDIA RTX 2070 Super 8GB
💾 RAM: 32GB DDR4 3200MHz
📀 Storage default: diganti dengan Lexar NM790 2TB
🧊 Cooling system: Cooler Boost 5 (dual fan, 6 heatpipe)
Buat saya, laptop ini udah kayak studio berjalan. Tapi SSD bawaan NVMe-nya agak bottleneck kalau render 4K footage yang durasinya panjang. Apalagi kalau pakai After Effects sambil buka DaVinci Resolve? Crash-nya mulai nongol.
Sekilas Tentang Lexar NM790
Kalau kamu belum familiar, Lexar dulunya adalah bagian dari Micron Technology, sebelum akhirnya diakuisisi oleh Longsys (Tiongkok) tahun 2017. Sejak saat itu, mereka nggak cuma main di flash memory, tapi juga serius garap SSD consumer kelas enthusiast.
🔹 Controller: Maxio MAP1602
🔹 NAND Flash: YMTC 232-layer TLC
🔹 HMB (Host Memory Buffer): 32MB di versi 2TB
Tanpa DRAM memang, tapi HMB-nya cukup membantu untuk boosting kecepatan—selama RAM laptop kamu cukup (untung RAM saya 32GB 😅).
📊 Uji Performa: Dari Editing Sampai Gaming
🔥 3DMark Storage Test (Game & Content Load)
Untuk uji simulasi loading game dan aplikasi berat:
📈 Bandwidth: 795–805 MB/s
⏱️ Latency: 38µs (masuk top-tier SSD Gen4)
Saya coba buka beberapa game dan project Adobe:
🎮 Cyberpunk 2077 → load menu utama lebih cepat 3-4 detik dari SSD lama
📽️ After Effects → preview animasi 4K berjalan halus tanpa buffering
🎬 DaVinci Resolve → open timeline dengan banyak color grading tetap lancar
🧠 PCMark 10 – Productivity Workload
Sebagai video editor, ini bagian favorit saya: pengujian real-world kerjaan.
📈 Bandwidth: 625–645 MB/s
⏱️ Latency: 41–43µs
🧰 Feeling:
Import footage cepat, preview ringan, cache lebih responsif. Export proyek 10 menit 4K ProRes hanya beda 1–2 menit dari SSD high-end saya sebelumnya.
🕹️ Final Fantasy XIV – Loading Benchmark
Meskipun bukan gamer berat, saya tes juga FFXIV benchmark karena ini jadi standar pengukuran loading SSD:
⏱️ Loading Time:
- Primary drive: 5,6 detik
- Secondary drive: 5,8 detik
Artinya, tanpa DRAM pun performa loading game kelas AAA tetap solid.
💻 CrystalDiskMark & NVMe Real World Test
📊 Sequential Read/Write (Drive Terisi 80%):
- 🔽 Read: 6.600 → 6.300 MB/s (turun tipis)
- 🔽 Write: stabil di kisaran 5.000–5.100 MB/s
📉 Random 4K Read/Write:
- Saat full test 16GB → drop ke 500–700 MB/s (dari 4.300-an MB/s)
- Ini bisa jadi kendala kalau kamu sering handle ribuan file kecil seperti audio stem atau preset LUT
🌡️ Suhu: Jangan Anggap Remeh
Lagi-lagi, ini penting banget. Laptop, apalagi yang compact seperti GE66 Raider, rentan overheating. Hasil uji suhu:
🔥 Tanpa heatsink tambahan: 66,8°C
❄️ Dengan heatsink M.2 eksternal: turun jadi 46,5°C
Rekomendasi pribadi saya:
- Pakai thermal pad tambahan untuk slot SSD
- Hindari render panjang tanpa jeda, karena suhu bisa tembus 70-an kalau airflow laptop kurang bagus
- Kalo saya pakai Cooling Fan tambahan dari suncell yang 4000 rpm. Paling kenceng dan efektif untuk dinginin laptop. Minusnya, suara agak berisik.
⚙️ Pengujian Endurance: IOMeter
📦 SLC Cache Size: ±256GB
🚀 Write Speed Saat Cache Aktif: 5.800 MB/s
🐢 Setelah Cache Habis: turun ke 1.950 MB/s
📊 Total write dalam 15 menit: 1.926GB
Buat saya, performa ini udah cukup banget buat rendering full HD – 4K, bahkan file RAW sekalipun. Yang penting jangan sampai SSD terlalu penuh dan overheat.
Kelebihan Lexar NM790 dari Pengalaman Pribadi
✅ Performa satset untuk editing dan gaming
✅ Harga kompetitif dibanding SSD Gen4 premium
✅ SLC cache besar → cocok untuk file besar seperti footage dan project AE
✅ Bandwidth tinggi dan latency rendah di workload produktif
✅ Waktu loading project dan export lebih cepat dari ekspektasi
Kekurangan (yang harus kamu tahu sebelum beli)
⚠️ Random 4K bisa drop di skenario berat & drive penuh
⚠️ Tanpa heatsink, suhu mudah melonjak
⚠️ Tidak cocok untuk server/database mini
⚠️ HMB hanya 32MB (versi 2TB), kurang maksimal di file kecil
❓ Layak Dibeli Buat Siapa?
Lexar NM790 ini akan sangat cocok untuk kamu yang:
🎥 Seorang video editor yang sering buka file besar
🎮 Gamer casual/competitive yang pengen SSD cepat tanpa DRAM premium
💻 Butuh secondary drive tambahan untuk simpan asset berat
🎓 Mahasiswa desain, animasi, atau multimedia yang butuh speed ekstra
🎧 Produser musik yang sering handle sample besar tapi file kecil bisa di-manage
FAQ – Lexar NM790
Q: Aman dipakai sebagai OS drive utama di laptop?
✅ Aman. Bahkan booting ke Windows 11 saya terasa lebih cepat 2–3 detik.
Q: Heatsink-nya harus beli sendiri?
💡 Iya, karena laptop rata-rata nggak punya heatsink SSD built-in. Tapi thermal pad kecil juga cukup bantu.
Q: Apa bisa untuk edit 6K atau 8K?
🔥 Bisa, asal airflow laptop kamu bagus dan RAM cukup (minimal 32GB + GPU mumpuni).
Q: Apa SSD ini futureproof?
✅ Untuk kebutuhan Gen4 dan editing 4K, ini bisa tahan 3–5 tahun dengan performa stabil.