Di balik deru mesin pabrik dan hamparan kain yang berwarna-warni, ada cerita besar yang tersembunyi di balik dua nama besar tekstil asal Jawa Tengah: Duniatex dan Sritex. Dua perusahaan ini dulunya berdiri sejajar, sama-sama menjadi tulang punggung industri tekstil Indonesia. Tapi siapa sangka, jalan yang mereka tempuh justru berakhir kontras. Duniatex bangkit dari keterpurukan. Sritex, sebaliknya, harus menelan pil pahit kebangkrutan.
💡 Key Takeaways
- 🔄 Duniatex berhasil lolos dari jeratan PKPU lewat restrukturisasi utang yang disepakati dengan kreditur.
- 📉 Sritex justru mengalami kebangkrutan setelah gagal restrukturisasi dan asetnya kini disewakan.
- 💼 Duniatex kembali menyerap ribuan pekerja, sementara eks karyawan Sritex masih menanti kejelasan.
- 🧭 Penyebab utama kejatuhan kedua perusahaan adalah ekspansi yang agresif tanpa manajemen risiko yang matang.
- 🛠️ Solusi kebangkitan Sritex ada di tangan pengambilalihan aset dan dukungan pemerintah.
- 📋 Eks pekerja Sritex perlu dipersiapkan untuk kembali bekerja, baik di sektor serupa atau bidang baru.
Jalan Terjal yang Ditempuh Duniatex
Duniatex bukan nama asing di industri tekstil Indonesia. Bahkan, sebelum badai PKPU menerpa, perusahaan ini memiliki 25 pabrik tersebar di seluruh Jawa Tengah, dan menjadi penyerap tenaga kerja terbesar di sektor manufaktur tekstil nasional.
Masalah mulai muncul ketika ekspansi yang begitu cepat ternyata tidak dibarengi dengan perencanaan keuangan yang solid. Hutang menumpuk, dan pada tahun 2019, PT Shine Golden Bridge menggugat Duniatex dengan tagihan piutang sebesar US$260 juta dan bunga pinjaman Rp13,4 juta.
Tapi di sinilah Duniatex menunjukkan manuver cerdasnya.
Alih-alih melawan arus, Duniatex justru mengajukan PKPU secara sukarela. Langkah ini—meski terkesan berisiko—menjadi pintu masuk penyelamatan. Pengadilan Niaga Semarang mengesahkan perjanjian perdamaian antara Duniatex dan para kreditur pada 26 Juni 2020, dan sejak hari itu, roda perusahaan perlahan kembali berputar.
“Hal ini berarti perjanjian perdamaian yang telah disepakati para kreditur sudah mulai berlaku dan Duniatex Group wajib menjalankannya,” — Detri Hakim, Corporate Secretary Duniatex Group
Dan benar saja, tak lama kemudian, perusahaan ini kembali merekrut lebih dari 5.000 tenaga kerja baru. Sesuatu yang tak banyak terjadi di tengah tekanan global sektor manufaktur.
Nasib Berbeda: Sritex yang Terjerembab
Sritex atau PT Sri Rejeki Isman Tbk. dulunya adalah primadona. Siapa sangka, perusahaan yang mengekspor tekstil ke lebih dari 100 negara ini harus menelan kenyataan pahit: pailit. Upaya restrukturisasi gagal total. Proses going concern mentok. Dan aset mereka kini perlahan-lahan dilelang dan disewakan.
Lebih dari 10.000 pekerja terpaksa di-PHK. Sebagian besar dari mereka merupakan tulang punggung keluarga.
Seorang mantan operator mesin bercerita, “Kami sempat percaya bahwa Sritex akan pulih, tapi waktu terus berjalan, dan kami belum juga dipanggil lagi. Saya sekarang bekerja serabutan.”
Aset Sritex pun kini dijajakan ke investor. Tapi belum banyak peminat yang datang. Tim kurator pun menyatakan bahwa penyewaan aset ini adalah upaya menjaga nilai dan menyerap kembali pekerja.
“Pemerintah menyarankan agar harta pailit milik Para Debitor Pailit disewakan kepada pihak yang memiliki kompetensi di bidang tekstil,” — Dokumen Kurator Sritex, Mei 2025
⚙️ Penyebab Utama: Kesalahan Strategi Ekspansi
Satu benang merah dari dua kisah ini adalah ekspansi agresif yang tidak diiringi dengan manajemen risiko keuangan yang kuat.
📌 Duniatex, dengan ekspansinya yang cepat, kesulitan memenuhi kewajiban utang yang menumpuk. Tapi mereka segera mengambil langkah antisipatif melalui PKPU.
📌 Sritex, sayangnya, terlambat menyesuaikan diri. Saat permintaan global menurun dan biaya operasional membengkak, mereka tak mampu bertahan. Restrukturisasi gagal. Pengadilan akhirnya menyatakan perusahaan bangkrut.
🔍 Apa Potensi Sritex untuk Bangkit?
Meskipun saat ini kondisi Sritex terlihat suram, ada titik terang di ujung lorong. Pemerintah dan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyatakan bahwa rencana pengambilalihan dan reaktivasi Sritex sudah disiapkan.
“Sudah clear, Sritex sebentar lagi akan operasional kembali,” — Ahmad Luthfi, Gubernur Jawa Tengah
Ada pula dukungan dari Kementerian Ketenagakerjaan yang menyebutkan bahwa sebagian eks pekerja sudah menandatangani kontrak kerja baru. Meski belum seluruhnya, ini menjadi harapan.
💼 Potensi Pemulihan:
- 🔄 Pengambilalihan aset oleh investor kompeten
- 📦 Aktivasi kembali mesin produksi dengan pasar ekspor yang masih terbuka
- 👷 Penyerapaan ulang tenaga kerja yang pernah ada
👷♀️ Solusi untuk Tenaga Kerja Sritex yang Ter-PHK
Tak semua eks karyawan bisa kembali diserap ke Sritex. Maka penting untuk menyiapkan rencana B yang nyata. Berikut proses dan langkah untuk mempersiapkan kembali ke dunia kerja:
📎 Persiapan Karier Pasca PHK
🔧 Evaluasi Ulang Keahlian
Kenali kembali keahlian yang dimiliki dan potensi pengembangan diri. Misalnya operator mesin, bisa mengambil pelatihan CNC atau otomasi ringan.
🧾 Perbarui Resume & Portofolio
Tampilkan pengalaman di Sritex sebagai aset. Banyak perusahaan manufaktur menghargai jam terbang tinggi.
💡 Pelatihan & Sertifikasi
Ikuti pelatihan gratis dari Balai Latihan Kerja (BLK) milik pemerintah atau mitra industri. Sertifikat ini akan menjadi nilai tambah saat melamar.
🚀 Proses Lamaran Kerja Ulang
Bagi eks pekerja Sritex yang ingin pindah haluan atau mencari perusahaan tekstil lain, berikut prosesnya:
🔎 Riset Lowongan Terbuka
Pantau situs karier industri tekstil seperti LinkedIn, Jobstreet, atau InfoLowonganTekstil.id.
✍️ Melamar Posisi yang Sesuai
Jangan hanya kirim CV massal. Sesuaikan dengan deskripsi pekerjaan dan posisi yang dilamar.
📲 Gunakan Jaringan Alumni
Hubungi mantan rekan kerja yang sudah bekerja di tempat baru. Rekomendasi dari dalam bisa mempercepat proses.
🎯 Latihan Interview dan Psikotes
Ikuti pelatihan interview online, atau simulasi dengan teman. Mental yang kuat bisa jadi pembeda utama.
📊 Tabel Perbandingan Nasib Duniatex vs Sritex
Faktor | Duniatex | Sritex |
Restrukturisasi Utang | Berhasil, disahkan Juni 2020 | Gagal, diputus pailit |
Penyebab Masalah | Ekspansi agresif, gagal bayar utang | Ekspansi tak terkendali, turunnya permintaan |
Nasib Aset | Aktif berproduksi kembali | Disewakan, belum banyak peminat |
Nasib Tenaga Kerja | Rekrut kembali 5.000 orang | 10.000 PHK, sebagian belum jelas |
Dukungan Pemerintah | Terbatas, mandiri melalui kesepakatan dengan kreditur | Didukung Gubernur dan Kemnaker |
❓ Frequently Asked Questions (FAQ)
Apakah Sritex bisa kembali beroperasi?
➡️ Bisa, selama ada investor yang bersedia ambil alih dan ada keberlanjutan produksi.
Apa perbedaan strategi Duniatex dan Sritex?
➡️ Duniatex mengambil langkah cepat melalui PKPU dan negosiasi, sedangkan Sritex gagal menyepakati restrukturisasi.
Apakah pekerja Sritex akan dipekerjakan kembali?
➡️ Beberapa sudah tandatangan kontrak ulang, sisanya masih menunggu hasil restrukturisasi B2B.
Bagaimana cara pekerja Sritex mencari kerja baru?
➡️ Mulai dari pelatihan ulang, perbarui resume, manfaatkan jaringan, dan aktif melamar secara online maupun offline.
Adakah program pemerintah untuk pekerja terdampak?
➡️ Ya. Program BLK, kartu prakerja, dan rekrutmen industri padat karya.