Kampung Sukhoi, Cijeruk, Jawa Barat—namanya kini menjadi penanda luka sejarah penerbangan di Indonesia. Pada 9 Mei 2012, pesawat Sukhoi Superjet 100 jatuh menabrak tebing Gunung Salak. Kejadian ini menewaskan 45 penumpang. Tapi di balik data dan berita, ada kisah tak kasat mata yang hanya diketahui oleh para relawan di medan.
Dalam artikel ini, kita akan menyelami pengalaman Arya, seorang anggota Jakarta Rescue yang menjadi saksi langsung dalam proses evakuasi korban Sukhoi. Bukan hanya kisah medan yang curam dan penuh risiko, tapi juga serangkaian peristiwa mistis yang tak mudah dicerna oleh logika.
🎯 Highlight Cerita:
- 🚁 Proses evakuasi berlangsung di tebing curam dengan kemiringan 90°
- 👻 Tim SAR alami gangguan supranatural saat bertugas di puncak
- 💨 Sosok misterius muncul kembali bahkan bertahun-tahun setelah tragedi
- 🧭 Peringatan keras soal etika dan kesombongan saat mendaki gunung
- 📿 Kejadian aneh berulang di lokasi bekas tragedi, termasuk suara dan bau wangi
Kampung Sukhoi: Antara Fakta dan Aura Mistis
Desa Cijeruk kini dikenal luas sebagai Kampung Sukhoi, lokasi jatuhnya pesawat yang menabrak tebing Gunung Salak dengan tragis. Lokasi kejadian berada di area ekstrem, berada di tebing dengan kemiringan tajam dan kedalaman hampir 400 meter dari puncak.
🧗 “Bukan medan biasa. Hanya orang dengan kemampuan tebing profesional yang bisa masuk area itu,” cerita Arya.
Satu hal yang ia ingat hingga sekarang adalah pemandangan mengerikan: serpihan tubuh manusia yang tersebar di pohon-pohon dan jurang.
💀 Tabel Lokasi Penting dalam Proses Evakuasi Sukhoi
Lokasi | Fungsi dalam Evakuasi | Kondisi Medan |
Tebing Tempat Benturan | Titik jatuh Sukhoi | Kemiringan 60–90°, hutan lebat |
Puncak Gunung Salak | Tempat pengumpulan jenazah | Terbuka, digunakan untuk helipad |
Helipad Bawah | Area transfer ke RS Bogor | Landai, dekat posko utama |
Kampung Sukhoi (Cijeruk) | Basis logistik dan briefing | Desa di kaki gunung |
Malam-Malam Aneh di Atas Gunung Salak
Arya menghabiskan 8 hari 8 malam di puncak untuk mengevakuasi serpihan tubuh korban. Ia mengaku hanya empat kali turun naik dari TKP ke puncak. Tapi malam di bivak, jaraknya hanya 4 meter dari tumpukan jenazah, menyisakan kenangan yang membekas.
👻 “Sekitar jam setengah tiga pagi, saya kayak tidur sambil duduk… saya lihat tiga orang datang. Dua wanita, satu pria. Pakaian rapi. Mereka seperti bilang terima kasih.”
Awalnya ia pikir mimpi. Tapi setelah turun dan kembali ke rumah, fenomena serupa terjadi lagi.
👣 Jejak Gaib di Rumah
Tiga hari setelah kembali dari evakuasi, rumah Arya di Jakarta dipenuhi bau harum yang tidak biasa. Pintu kamar terbuka sendiri, hawa berubah. Saat ia mencoba berdoa, muncul kembali tiga sosok itu—dua perempuan dan satu laki-laki.
🌫️ “Mereka datang dengan wangi yang sama… wajah bersih, senyum ramah. Bukan menyeramkan, tapi bikin hati dingin.”
Selama beberapa malam, sosok tersebut muncul saat sholat, lalu hilang setelah beberapa detik. Ia meyakini mereka adalah korban yang jasadnya berhasil ia kumpulkan secara tidak sengaja.
⛺ Pertemuan Lagi di Puncak Salak
Dua tahun setelah tragedi, Arya mendaki kembali ke puncak Salak. Saat itu ia duduk sendiri di dekat api unggun. Dari jalur tempat evakuasi dulu, datanglah sosok pria yang sama, berpakaian rapi, senyum ramah.
🗣️ “Dia bilang, ‘Sudah, Mas. Saya balik dulu.’ Habis itu hilang. Hanya saya yang lihat.”
Tak ada rasa takut. Tapi ketika Arya kirimkan doa untuk seluruh korban, puncak terasa ramai padahal hanya ada empat orang di timnya. Seperti ada ratusan orang berbicara dalam gumaman.
🧃 Pocari Sweat yang Hilang, Lalu Muncul
Tahun 2019, Arya kembali ke Salak bersama satu teman. Mereka kehilangan Aqua dan Pocari di tas. Namun keesokan paginya, botol-botol itu sudah ada di sebelah pondok seng, tempat mereka tidur. Malam sebelumnya, temannya melihat sosok pria duduk di depan pondok, melindungi dari angin.
🎒 “Logika dari mana? Malam kami cari, nggak ada. Pagi muncul di tempat terang.” katanya.
🧠 Pesan Bijak dari Sang Relawan
Arya menekankan bahwa pendakian bukan ajang uji nyali atau tempat selfie demi validasi. Ia melihat makin banyak pendaki asal-asalan, tidak siap fisik maupun mental.
📢 “Pendaki itu bukan takut setan. Tapi takut ego dan kesombongan sendiri.”
Dia juga menyarankan agar para pendaki:
- 📚 Belajar dasar-dasar navigasi gunung
- 🧭 Pahami jalur, kontur, dan tanda-tanda alam
- 👥 Naik bersama orang yang berpengalaman
- 🙏 Jaga etika dan sopan santun di gunung
FAQ: Kisah Mistis Tragedi Sukhoi di Gunung Salak
Apa benar tempat jatuhnya Sukhoi angker?
Banyak relawan dan pendaki mengalami kejadian aneh, mulai dari penampakan hingga suara tak kasat mata. Tapi semua kembali pada sikap dan niat kita.
Kenapa medan evakuasi sangat ekstrem?
Gunung Salak punya tebing curam, hutan lebat, dan kabut tebal. Lokasi Sukhoi menabrak berada di dinding tebing nyaris vertikal.
Siapa sosok-sosok yang muncul di cerita?
Tidak diketahui pasti, tapi beberapa relawan percaya mereka adalah roh korban yang datang mengucapkan terima kasih.
Apakah kejadian mistis hanya dialami satu orang?
Tidak. Beberapa relawan, termasuk teman Arya, juga mengalami kejadian serupa, termasuk kehilangan barang yang kemudian “dikembalikan”.
Apa pelajaran penting dari tragedi ini?
Hormati alam, jangan sombong saat di gunung, dan tanamkan rasa solidaritas di antara sesama pendaki.